Pendidikan tugas kita bersama

Pendidikan adalah investasi jangka panjang. Setiap orangtua pasti menginginkan anaknya berhasil dalam pendidikan ; moral, agama, sosial, ketrampilan, dll. Jika pendidikan terjamin dan terjaga tentulah hasilnya bukan semata-mata kebahagiaan orangtua, namun negara juga ikut menikmatinya. Bagaimana wajah negara 20 – 30 tahun mendatang, anak-anak kita saat ini jawabannya. Untuk itu marilah kita sepakat bersama-sama dalam mendukung keberhasilan pendidikan anak-anak kita. Ada tiga komponen yang menentukan keberhasilan pendidikan.

1. Peran Orangtua
Ki Hajar Dewantoro mengatakan ; “ Kenalilah anak didikmu sebagaimana petani mengenal tanaman dan lahannya”. Rupanya ungkapan ini bukan isapan jempol belaka. Memang selayaknya pendidik yang baik adalah pendidik yang mengenal perilaku dan watak anak didiknya. Dengan mengenal perilaku/watak anak, maka pendidik mudah untuk mempengaruhi mereka agar menjadi genarasi yang lebih baik. Latar belakang sangat mempengaruhi anak dalam berpikir dan bertindak. Dalam hal ini orangtua yang paling mengenali perilaku anak didik itu, karena orangtua adalah pendidik yang mengenal dekat pribadi anak-anaknya. Untuk itu pengenalan moral, agama, dan sosial, hendaknya harus dimulai dari lingkungan keluarga. Berangkat dari hal ersebut maka peranan orangtua menjadi utama dalam keberhasilan pendidikan.

2. Peran Pemerintah
Pendidikan moral, agama, atau sosial, sangatlah penting bagi anak. Namun juga tidak kalah pentingnya adalah pendidikan ketrampilan dan pengetahuan lainnya. Tentunya hal ini tidak dapat semuanya dibebankan kepada orangtua, pemerintah harus membantu/memfasilitasi tanggungjawab ini. Kepekaan pemerintah terhadap kebutuhan anak terhadap pendidikan adalah sangat dominan. Karena pendidikan salah satu pilar tegaknya suatu negara. Di Indonesia saat ini keberadaan sekolah yang dapat dinikmati oleh semua kalangan belum terpenuhi. Kebanyakan orang kaya yang dapat menikmati pendidikan sampai perguruan tinggi. Pendidikan gratis yang dicanangkan pemerintah, hanyalah mengurangi sedikit beban orang tua, bukan gratis dari semua biaya pendidikan. Hal ini merupakan tantangan bagi pemerintah ke depan.

3. Peran Masyarakat
Kepedulian terhadap pendidikan juga ditentukan oleh keberadaan masyarakat. Pergaulan anak yang sering menyimpang dari norma-norma moral, agama, sosial, kebanyakan dimulai lingkungan/masyarakat yang notabene acuh terhadap perilaku anak. Ponpes, Musholla tempat mengaji, tempat-tempat kursus, les pelajaran, adalah contoh-contoh bentuk kepedulian masyarakat terhadap pendidikan. Akan tetapi keberadannya untuk saat ini masih belum maksimal, tentunya masih banyak kegiatan-kegiatan yang dapat mengarahkan anak untuk lebih kreatif dan inovatif dalam berpikir dan berperilaku.

Dari ketiga komponen hendaknya jangan berdiri sendiri-sendiri, saling bahu membahu dalam memajukan pendidikan untuk membawa anak-anak kita menuju masa depan yang lebih baik. (Samsulhadi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar